Something called expectation

Namanya ekspektasi. Hampir setiap manusia memelihara makhluk itu sepanjang usianya. Bak hewan peliharaan kesayangannya, Manusia tidak pernah bisa melepaskan makhluk satu ini dari kehidupannya. Heran.
Warna makhluk itu beragam, begitu pula dengan namanya. Kadang, namanya adalah kagum, lain asal namanya adalah cinta, atau bahkan bisa pula bernama hina.

Perlahan tapi pasti, para manusia akan mengerti bahwa kesukaan mereka membesarkan makhluk bernama ekspektasi itu tidak selalu berdampak baik. Bisa jadi memenuhi kebuasan akal dan perasaan juga emosi, namun di lain sisi juga menyiksa diri sendiri-ralat-juga orang lain yang terjilat ludah si makhluk ini.

Setidaknya, itu harapku. 

Makhluk ini buas terhadap seseorang yang ada di pikiran para tuannya, meskipun pada awalnya, ia manis layaknya kucing angora berusia 3 bulan. Awalnya, ia hanya akan memandangi dari jauh, untuk kemudian setelah beberapa lama-kali mengejar orang lain . Secara buas, mereka kemudian menggonggong dan menarik-narik pakaian si korban. Tujuan mereka tak lain adalah untuk memaksa korban melakukan apa yang para tuan mereka harapkan. Syukurlah, apabila korban dengan cepat mengerti, kemudian dengan tanggap dan senang hati melakukan apa yang tuan mereka harapkan. Namun, tak jarang si korban tak memahami apa maksud dari gonggongan si mahluk imut bergigi tajam ini. Walhasil, para korban terbunuh perlahan tanpa mengetahui apa yang menjadi alasannya.
Bukan, bukan fisiknya yang tak bernyawa. Hanya saja kini jiwanya tersiksa.


CSA,
3 Maret 2017
In the mid of prep for UAM and those exams in weeks after this. Ganbatte kudasai.


Komentar