Puisi- Bara
Kala hati membumbung tinggi
Mata terbuka, duhai kiranya
sendiri
Ia mulai berkata: apa
hebatnya?
Toh pada akhirnya kembali
Pada akhirnya melagu sendiri
Sakit, sepi
Kupegang tanganmu meski kau
hempas
Bukan bencimu, tapi bara itu
Yang kau selipkan di tiap
cemoohmu
Membuatku terus maju; pasti
Membuatku terus bermimpi;
hingga nanti
6 Mei 2017
Komentar
Posting Komentar